Rangkaian Pendeteksi Kebocoran Gas ini dapat mendeteksi atau mengetahui adanya kebocoran gas. Saat ini liquefied petroleum gas (LPG) atau sering kita sebut dengan gas elpiji sudah menjelma menjadi barang kebutuhan pokok rumah tangga.
Salah satu resiko penggunaan gas LPG adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas yang menyebabkan tabung gas LPG meledak. Penyebab utamanya adalah kebocoran pada selang atau pada regulatornya yang tidak terpasang dengan baik.
Potensi kasus kebocoran elpiji tabung 3 kilogram diyakini meningkat signifikan setiap tahun seiring semakin bertambahnya usia tabung yang digunakan masyarakat sejak 2007. Semakin tua usia tabung elpiji 3 kilogram wajib diimbangi dengan peningkatan upaya pemeliharaan tabung dan perangkatnya.
Seluruh perangkat elpiji yang dikonversi sejak 2007 menjadi kian rentan terhadap kebocoran baik tabung maupun selangnya. Setiap terdapat lubang sebesar 0,5 milimeter di perangkat elpiji maka rawan terjadi ledakan jika terkena percikan api.
Lubang berdiameter 0,5 milimeter di titik koneksi antarkatup dan selang yang dibiarkan selama 1 jam, dapat mengeluarkan gas hingga 2,5 kilogram. Kalau selang berlubang 0,5 milimeter potensi pengeluaran gas hanya 10 gram/jam sedangkan lubang sebesar 0,5 milimeter di tabung menghasilkan 2,5 kg gas/jam.
Dalam rangkaian pendeteksi kebocoran gas ini tahanan dari sensor akan berubah bila adanya kebocoran gas yang mencapai maksimum. Dengan adanya perubahan tahanan tersebut, maka tegangan akan berubah dan mengaktifkan transistor, oleh transistor tersebut tegangan akan diperkuat untuk mentriger SCR yang akan menggerakan relay. Relay dapat dihubungkan dengan beban berupa lampu atau alarm.
Kewaspadaan saat menggunakan LPG tidak boleh dilupakan.Untuk antisipasi awal terhadap adanya kebocoran gas,